Senin, 13 Juni 2011

"We'll Always Together" =========> Indonesian Fanfiction [One Shot]

Title : We’ll always Together [OS]
Author : Mimiko Azukawa
Pairing : Yamada Ryosuke X Nishiuchi Mariya
Genre : Romance, Angast
Desclaimer : Mereka bukan milik saya. Yamadanya milik saya.*geplaked*. Mereka milik ortu mereka, diri mereka dan Agency mereka.
A/N : Terinspirasi dari salah satu fanvid yang dibuat oleh ‘VENUS’. Sedih banget pas nonton fanvid itu. Feelnya berasa banget. Hampir semua cerita aku ambil dari situ. Hehehe. Kuanjurkan dengerin lagu “Boku wa kimi ni koi wo suru”nya Ken Hirai saat kalian membacanya. And, gomen ne bagi yang ga suka pairing ini. Tak semuanya nyata, sebagian besar cuma khayalan belaka.
Douzoo....

******
WE’LL ALWAYS TOGETHER

Perasaan bersalah itu selalu bersemayam dalam hatinya. Setiap saat dalam detik-detik hidupnya. Kenapa semua itu harus terjadi pada kami? Pikirnya. Tak semua orang menginginkan semua itu terjadi. Termasuk dirinya dan dia. Orang yang sangat dia sukai. Orang yang sangt dia cintai. Dunia ini memang tak pernah adil. Andai pada saat itu, aku tak mengajaknya keluar, mungkin semua itu takkan pernah terjadi. Semuanya salahku. Tapi ia yang harus menanggung semuanya. Begitulah yang Yamada Ryosuke pikirkan setiap saat setelah kejadian DOnya Nishiuchi Mariya. Yamada Ryosuke yang bekerja dibawah naungan Johnny Kitagawa, Johnny and Associates. Management artis terbesar di Jepang. Dan menjadi member Hey! Say! JUMP.

Kejadiannya berlangsung satu tahun lalu. Ketika libur musim semi berlangsung. Sejak saat itulah mereka meresmikan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih secara diam-diam. Yamada sudah memperingatkan kepada Nishiuchi tentang akibat terburuk jika hubungan mereka diketahui oleh pihak sekolah maupun managementnya. Tetapi, Nishiuchi tidak mempedulikannya. Karena dia mencintai Yamada. Dan Yamadapun juga mencintainya.

Sekolah mereka, Horikoshi Gakuen memang mempunyai peraturan yang sangat ketat. Murid perempuan dan laki-laki tidak diperbolehkan melakukan interaksi secara bebas. Walaupun mereka sekelas peraturan tersebut tetap harus dipatuhi. Dan larangan untuk murid yang menjalin hubungan khusus. Apabila pihak sekolah mengetahui perkara tersebut, maka tidak tanggung-tanggung mereka akan dikeluarkan.

“Nishiuchi san,, kita keluar yuk....!!!” ajak Yamada lewat teleponnya.

“Yamachan,,,, jangan panggil aku seperti itu. Kan sudah kubilang panggil Mariya saja.”

“Ah, iya. Marichan. Jadi giman? Keluar yuk!” ajaknya lagi.

“Uuunn. Tapi bagaiman kalau ketahuan sama pihak sekolah ataupun pihak managementmu? Atau jika ada paparazi yang mengintai kita?” jawab Nishiushi agak gugup.

“Kita menyamar.” Jawab Yamada singkat.

“Uunn.... dimana kita ketemunya dan jam berapa?” tanya Mariya semangat.

“Eetto........ bagaimana jika di Cafe yang ada di sudut perempatan jalan menuju sekolah siang ini??” Usul Yamada.

“Uunn, okey....”

“Aku jemput ea....” tawar Yamada.

“Eee.... nggak usah. Nanti bisa ketahuan.” Jawab Mariya sambil memilah milah baju mana yang pantas untuk menemui pacarnya itu.

“Aaaa.... iya juga ya... hehehe.... jaa Marichan. Dandan yang cantik ya... xixixi...” tambah Yamada.

***Di Cafe***

Di Cafe itu Yamada mengenakan celana panjang coklat tua serta mengenakan kemeja warna putih yang dipadu dengan dasi dan Vest warna hitam membuatnya terlihat begitu kereeen, tidak lupa kacamata hitam dan topi yang menutupi hampir seluruh mukanya. Sudah 10 menit dia menunggu kedatangan Nishiuchi. Namun, pacarnya belum juga datang membuatnya begitu khawatir.Apakah terjadi sesuatu dengannya? Pertanyaan itu selalu datang dalam pikiran Yamada. Yamada mencoba menghubunginya namun tiba-tiba dari pintu Cafe muncul seorang cewek mengenakan mini dress warna putih dengan menambahkan jaket panjang warna coklat muda. Serta memakai jepit rambut yang lucu. Cocok sekali untuk rambutnya yang bergelombang panjang terurai, membuatnya semakin manis. Tak lupa juga kacamata hitamnya untuk menyamarkan wajahnya dari paparazi ataupun oranglain.

Terlihat semburat merah pada pipi Nishiuchi karena Yamada memerhatikannya begitu inten. Dengan cepat Nishiuchi menghampiri Yamada yang tengah duduk di kursi paling pojok dekat jendela. Yamada memilih posisi tersebut karena menurutnya memberi kesan romantis.

“Anooo,,,, Yamachan. Ada yang aneh ya??” tanyanya membuat Yamada terbangun dari acara memandangnya.

“Aaaa.. iie... kau terlihat sangat,,,,, manis.” Kata Yamada jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Mariya terlihat cantik mengenakan mini dress tersebut. #ya iyalah cantik.. artissss ~sirik baget nich anak~#
Segera saja Yamada mempersilahkan Nishiuchi duduk. Mereka berbincang-bincang panjang lebar. Membicarakan apa saja yang bisa dibicarakan.
Mulai dari hewan piaraan mereka sampai kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan untuk menghabiskan liburan musim semi ini. Yang pastinya disibukan oleh pekerjaan mereka masing-masing sebagai seorang aktor dan aktris. Berakting dan mengisi acara tv.

‘JEPRET JEPRET’ terdengar suara kamera seseorang yang sedang mengambil foto. Orang tersebut terkekeh puas atas hasil kerjanya hari itu.


***Di Sekolah***

Hari ini liburan musim semi sudah berakhir. Dan merekapun harus menjalani kehidupan SMA mereka yang penuh dengan rahasia.

“Yamachan, kau dipanggil wali kelas. Kau dan Nishiuchi disuruh segera menemuinya di ruang guru.” Kata Yuto Nakajima yang menjabat sebagai ketua kelas 1-D, kelas mereka dan sekaligus teman segrupnya.

“Nandayo???” tanya Yamada yang terlihat agak kaget.

“Entahlah.” Jawab Yuto singkat sambil mengangkat kedua bahunya.

Segera saja Yamada menuju ke ruang guru disusul dengan Nishiuchi. Perasaan mereka tak dapat tenang. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.

“Yamada-san, Nishiuchi-san. Tadi pagi saya menerima amplop yang berisi ini. Jelaskan apa maksudnya ini?” Wali kelas mereka menyosorkan beberapa foto yang disana terpampang foto dirinya dengan Nishiuchi waktu mereka berada di Cafe saat liburan musim semi kemarin. Mereka hanya saling tatap tak menjawab pertanyaan dari wali kelas mereka.

“Yamada-san, Nishiuchi-san. Kenapa hanya diam!? Cepat jawab! Foto apa ini?” tanya wali kelas mereka sekali lagi dengan nada yang dinaikkan. Dan merekapun tidak menjawab lagi. Hanya diam sambil menundukkan kepala mereka. Keringat dingan mulai membasahi telapak tangan mereka. Yamada melirik Nishiuchi beberapa detik hanya untuk memastikan keadaannya sekarang. Terlihat Nishiuchi menitikkan air matanya. Yamada tidak tega melihatnya seperti itu. Semua salahnya. Karena dialah yang memulai semua ini.

“Sensei, semua ini hanya salah paham. Waktu hanya kebetulan saja kami bertemu di tempat itu.” Jelas Yamada.

“Kebetulan!? Bagaimana dengan foto yang ini?” tanya wali kelas mereka sekali lagi sambil memilah foto yang tadi ia sodorkan. Ia menunjukkan foto Dirinya dengan Nishiuchi yang sedang bergandengan tangan keluar dari Cafe tersebut dan juga foto dirinya dan Nishiuchi yang sedang berpelukan.

“Itu... Itu pasti bukan kami!” Elak Yamada.

“Bagaimana bisa!? Pakaian yang dikenakan orang difoto ini sama persis dengan foto kalian saat berada di dalam Cafe tersebut.”

“Tap...Tapi.... mungkin itu Cuma kebetulan saja.” Elak Yamada sekali lagi.

“Mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala sekoah!” kata wali kelas mereka sambil beranjak dari kursinya dan menuju ke ruang kepala sekolah.
Yamada dan Nishiuchi diam sejenak di ruang guru yang sepi itu.

“Marichan....semuanya pasti bisa kita selesaikan. Waratteyo!!” kata Yamada menyemangati. Ia genggam tangan Nishiuchi dan memeluknya. Nishiuchi membalas pelukannya dengan sangat erat. Takut jika mereka tak dapat bersama lagi.

“Nakanaideyo!!! Waratte, Marichan!!” Seburuk inikah hukuman yang harus kita dapatkan?? Walau hanya bertemu sekali saat libur musim semi.

Mereka memasuki ruang kepala sekolah dengan perasaan takut. Keringat dingin terus membasahi telapak tangan dan kening mereka.

“Sumimasen....” suara Yamada terdengar begitu gugup. Langsung saja kepala sekolah menyuruhnya masuk. Disana sudah ada wali kelas mereka.

“Yamada-san, Nishiuchi-san. Apa benar yang telah dikatakan oleh wali kelas kalian?” tanya kepala sekolah.

“Kenapa hanya diam saja? Berarti kalian mengiyakan.” Tegas kepala sekolah.

“Anoo.... itu semua,,, hanya kebetulan.” Bantah Yamada terbata-bata.

“Jelas sekali foto ini adalah foto kalian. Kalian sudah tahu konsekuensinya bukan. Jika siswa dan siswi Horikoshi Gakuen sampai terlihat jalan bersama seperti kalian ini, akan diDrop Out dari sekolah. Peraturan ini sudah berlaku sejak sekolah ini dibangun.” Jelas Kepala sekolah.

“Di Drop Out!!???” mereka tak percaya apa yang kepala sekolah katakan.

“Iya. Kalian akan di DO dari Horikoshi Gakuen. Semuanya sudah jelas. Sekolah mempunyai peraturan seperti itu jadi kita harus mematuhinya. Itulah konsekuensi yang kalian dapatkan karena melanggar aturan yang sangat penting.
“Tapi, Yamada-san kamu beruntung. Kitagawa-san meminta maaf kepada pihak sekolah atas perkara ini. Ia berjanji kejadian seperti ini tidak akan terjadi kembali oleh anak asuhnya. Jadi, kamu harus berterimakasih kepadanya. Karena kamu tidak akan di DO oleh sekolah.
“Dan, maaf Nishiuchi-san. Kamu kami keluarkan dari Horikoshi Gakuen.” Begitulah keputusan kepala sekolah.

“Kouchou-sama, anda tidak bisa begitu. Seharusnya sayalah yang anda keluarkan. Bukan Nishiuchi. Sayalah yang salah bukan dia. Jadi keluarkan saja......” belum sempat Yamada menyelesaikan ucapannya seseorang telah memasuki ruangan kepala sekolah.

‘PLAK’ orang itu menampar Yamada.
“Yamada, sudah beruntung kau aku lindungi agar tidak dikeluarkan dari sekolah. Masih bisa-bisa kau berkata seperti itu!? Biarlah dia yang di keluarkan dari sekolah.” Kata seorang lelaki tua yang menampar Yamada tadi. Yap, dia Johnny Kitagawa. Pemilik Agency tempat Yamada bekerja sebagai aktor.

Di saat itu pula pemilik agency Nishiuchi Mariya datang. Nishiuchi hanya diam dan menangis menyaksikan kenyataan yang ia alami hari ini. Di DO dari sekolah berarti tidak akan bertemu kembali dengan orang yang ia cintai.

“Kouchou-sama, maaf membuat keributan di kantor anda. Terima kasih atas keputusan yang sudah anda buat.” Kata Kitagawa-san sambil membungkukkan badannya. Dan pergi meninggalkan ruangan tersebut sambil menyuruh bodyguardnya membawa Yamada pergi meninggalkan ruang kepala sekolah menuju kantornya. Menjauhkannya dari gadis bernama Nishiuchi Mariya itu.

“Kouchou-sama, maafkan kami. Kami akan mengurus surat-surat kepindahan Nishiuchi Mariya.” Kata Pemilik Agency Nishiuchi.


****
Sudah lewat satu tahun kejadian itu berlangsung. Sekarang mereka menjalani kehidupan mereka sebagai Atris dan murid SMA biasa. Mereka hanya dapat memantau keadaan satu sama lain lewat siaran televisi maupun radio. Kitagawa-san menyuruh Yamada untuk mengganti alamat e-mail maupun no.teleponnya agar mereka tak dapat berhubungan kembali. Proteksi untuk Yamada juga diperketat menghindari adanya gosip-gosip tidak sedap.

Hari seperti biasanya. Latihan di Jimusho sehabis pulang sekolah. Yamada berlari dengan kencang menuju Jimusho sendirian karena Chinen dan Yuto sudah meninggalkanya.

‘BRUUUK’
“Ittai...” terdengar suara orang merintih kesakitan.

“Mari-chaan!!!” Yamada kaget. Tak percaya dengan sosok yang sekarang berada didepannya itu.

“Yama-chan!” begitu pula dengan Nishiuchi.

“Eetto,,,, hisashiburi desune....”kata Yamada sambil berusaha berdiri dan mengulurkan tangannya membantu Nishiuchi berdiri.

“Hisashiburi mo, Yamachan.. ^^. Genki desuka?” terlihat rona merah pada pipi Nishiuchi.

“Uunn. Hai. Kimi wa?”

“Genki mo.” Jawab Nishiuchi dengan ceria.

Suatu keberuntungan yang baik bagi mereka. Un ga ii desu,ne. Setelah satu tahun tak berjumpa. Saat ini mereka telah dipertemukan kembali di tempat yang sama saat kejadian awal perkara DO waktu itu. Di depan Cafe.

“Yamachan, kok sepertinya kau tergesa-gesa sekali?” Tanya Nishiuchi tiba-tiba.

“Aaaaa...... Yabaiiiii...... Yabu-kun bisa memarahiku abis-abisan. Mari-chan, aku duluan ya. Gomen. Aku harap kita bisa ketemu lagi. Sayonara....” Kata Yamada lalu berlari menuju Jimusho.

‘Kebiasaan. Xixixixi...’ tanpa sadar Nishiuchi terkekeh sendiri. ‘Aku juga berharap demikian.’


***Jimusho***

“Minna~,,,, gomen telaaaatt....!!!!!” semuanya kaget oleh kehadiran makhluk yang satu itu.

“Tumben ceria sekali, Yamachan.” Kata cowok kawaii yang selalu bersamanya. Chiinen.

“Biasa aja kok.” Jawabnya sambil senyam-senyum tak jelas..

“Aah ga mungkin, pasti terjadi sesuatu yang menyenangkan.” Olok cowok bergigi gingsul yang lebih tua darinya.

“Minna, kita istirahat lagi 5 menit ya...” kata cowok tinggi nan tirus yang merupakan member tertua dan ketua HSJ.

“Yabu-kun... nyalakan TV nya dong....” perintah Ryuu. Segera saja Yabu menyalakan TV di ruangan tersebut.

“Acara apaan sich itu? Membosankan. Ganti dong Yabu-kun!!” perintah Ryuu lagi.

“Unn,,, “ tanpa protes sedikitpun Yabu memindah channelnya.

“Eeeittt... Matte!!! Kembaliin ke Channel yang tadi!” Kata yamada tiba-tiba.

“Ada apa Yamachan??” tanya Chii lagi. Dan merekapun sekarang menonton siaran itu.

‘Selamat Sore Pemirsa. Sore tadi, sekitar pukul 4.15 di depan Cafe yang berada di sudut perempatan jalan menuju Horikoshi Gakuen terjadi kecelaan. Saksi mata mengatakan bahwa ada mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi dan melanggar rambu lalu lintas sehingga menabrak seseorang yang sedang menyebrang. Korban seorang cewek yang merupakan salah satu artis terkenal, Nishiuchi Mariya. Si pelaku melarikan diri dan sekarang sedang dalam proses penyelidikan.” Berita tiu membuat Yamada syok. Bukannya tadi, baru saja mereka bertemu? Sebelum akhirnya ia meninggalkannya. Bukannya tadi baru saja Mariya tersenyum kepadanya? Dan menanyakan keadaannya? Kenapa semua ini harus terjadi????

Segera saja Yamada melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Jimusho menuju ke tempat kejadian itu. Memastikan bahwa korban itu bukanlah Mariya. Gadis yang selama ini ada dalam hatinya.

Sesampainya di tempat kejadian, disana sudah ada banyak orang berkerumunan. Yamada mencoba mendekat. Menguatkan hatinya. Masih dengan harapan kecilnya bahwa itu bukanlah Mariya.

“Tidaaak.... Mari-chan! Mari-chan! Bangunlah! Ini aku Yamada. Tadi kita baru saja bertemu ‘kan?? Mari-chaaaan!!!!!” yamada berteriak mencoba membangunkan Mariya yang tergeletak bersimpah darah. Namun apa daya, Tuhan berkehendak lain. Nyawa Mariya sudah dicabut oleh Yang Maha Kuasa. Yamada tak dapat membendung air matanya. Ia menangis sambil memeluk jasad tersebut. Tak lama kemudian Ambulance datang. Yamada ikut dalam Ambulance tersebut. Menggenggam tangan Nishiuchi dengan erat. Berharap ada keajaiban datang.

“Mari-chaan,,, kenapa semua ini harus terjadi padamu??? Seharusnya aku yang mengalami kejadian semua ini. Kau tidak pantas menerima semua ini.” Kata Yamada pada Nishiuchi yang masih berbaring di Ambulance. Perasaan bersalah satu tahun yang lalu masih menyelimutinya. Ia masih ingin melihat Nishiuchi tersenyum manis kepadanya seperti masa-masa satu tahun yang lalu. Ia sangat rindu saat-saat seperti itu. Namun semuanya sudah berakhir sekarang. Harapannya hanyalah harapan kosong.

Sehari setelah pemakaman Nishiuchi Mariya, Yamada mengunjungi makam Nishiuchi. Membawakan sebuket bunga lili putih yang dibungkus dengan rapi. Menaruhnya diatas makam mantan kekasihnya yang masih ia sayangi seraya bergumam, ”Mari-chan, aku harap kau dapat mendengarku. Aku masih belum dapat mempercayai semua ini. Masih besar kesalahan yang kubuat kepadamu. Kenapa bukan aku saja yang mengalami semua ini!? Kenapa harus kau!?” bayangan gadis memakai gaun putih muncul dihadapan Yamada.

“Yamachan, kau tidak bersalah. Jangan bilang begitu kepadaku. Aku pantas menerima semua ini. Jangan pernah kau berbicara seperti itu lagi. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Semuanya takdir. Takdir yang sudah seharuskan terjadi. Semuanya sudah diatur bukan!?” siluet gadis itupun tersenyum kepada Yamada dan semakin lama semakin menghilang dari hadapannya. Yamada hanya terdiam dan menangis di makam Nishiuchi. Berada disana cukup lama hanya untuk mengenang masa lalunya. Sampai hujanpun turun membasahinya, sehingga ia harus segera pulang.

Pikirannya kosong. Kakinya melangkah tak tentu arah hingga akhirnya sampai di depan Cafe tempat pertemuaannya dan tempat perpisahannya dengan Nishiuchu Mariya. Tidak ada keinginan untuk memasuki Cafe tersebut. Dia hanya diam di depan Cafe sambil memerhatikan keadaan sekitar. Sorot matanya menangkap sesuatu yang membekas di zebra cross di depan Cafe. Bekas darah. Darah Nishiuchi Mariya. Tanpa pikir panjang, Yamada menuju ke Zebra Cross itu. Keadaan disana sangat ramai oleh kendaraan yang lalu lalang. Suatu keberuntungan, kita akan selamat jika menyebrang pada zebra cross itu tanpa mematuhi rambu lalu lintas.

‘BRAAKK’ suara mobil menabrak sesuatu terdengar begitu jelas. Sebuah mobil telah menabrak Yamada. Kepala Yamada membentur tepi trotoar dengan keras membuat kepala mengeluarkan sesuatu berbau anyir dan berwarna merah segar dan kental. Darah. Seketika itu pula Yamada tak sadarkan diri. Mobil yang sama yang menabrak Mariya di tempat itu pula.

Seminggu Yamada dirawat dirumah sakit sebelum akhirnya ia dimakamkan ditempat yang sama dengan makam Nishiuchi Mariya. Lebih tepatnya di sebelah makam Nishiuchi Mariya.

“Cinta mereka akan abadi selama walaupun dialam yang berbeda dengan alam kita sekarang.” Kata cowok imut nan kawaii #apa bedanya coba# sahabatnya sambil mengusap air matanya yang jatuh.

“Uuun... Mereka tak dapat dipisahkan. Sekarang tidak akan ada seorangpun yang akan melarang mereka, termasuk Kitagawa-san.” Kata Yuto sahabat masa kecilnya.

Pada saat itu, siluet Yamada beserta Nishiuchi muncul sambil bergandengan tangan sambil tersenyum kepada mereka dan dengan cepat pula siluet mereka menghilang.

“Ne, Chii... Kau lihat barusan!!??” Tanya Yuto pada temannya yang satu itu.

“Uunn...” Kata Chii sambil tersenyum dan mengusap air matanya yang terus mengalir.


*****OWARI*****
Gomen jika banyak kata atau kalimat yang diulang-ulang. Hehehe.. Suatu keajaiban fic ini selesai lebih cepat dari biasanya. XXDD
Comment are love. No silent readers.....xp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar