Senin, 13 Juni 2011

"All Surprise" =========> Indonesia Fanfiction [One Shot]

Title          : All Surpise [One Shot]
Author      : Mimiko Azukawa
Genre       : Romance
Pairing      : Takaki Yuya X Kitano Minami

Gomen gomen gomen bagi yang ga suka romance…. Bedon nich. Geje banget nich fic. Ngebut ngebuatnya. Soalnya test juga. Ide juga ga ada. Payah lah…. Maklum ni baru debutku dalam dunia fanfic. Biasanya Cuma baca doang. Tapi sekarang  baru berani coba buat. Mohon dimaklumi ea… oh ya,, makasih juga buat Dian Sarimen yang sudah membantuku...... hontouni 39.......!!!!!
Oh ea,,, nich fic kubuat special untuk Takaki Yuya's Birthday.....  

お 誕生日おめでとう
Douzo….

Minami’s POV

Takaki Yuya. Yap itulah namanya. Banyak orang yang takut kepadanya. Entah kenapa, mungkin karena tampangnya yang terkesan garang dan dingin. Dan jarang bicara dengan orang lain kecuali jika itu hal yang penting. Tapi menurutku dia keren kok. Menurutku, cowok seperti itu pasti dalamnya baik hati. Hehe… Pikirku benar-benar gila.

“Woi Mina-chan! Bengong terus, nanti kesambet lho!” kata teman sekalasku, namanya Nishi Yumi. Ngagetin aja nich anak.

“Eh Yumi… Hehe.” Jawabku sambil memasang muka cengengesan. Lalu melanjutkan kegiatanku tadi, memandang lurus ke depan sambil cengengesan sendiri.

“Lagi ngelamunin apa sich?” tanyanya sambil memerhatikan wajahku lalu memandang ke arah tatapan mataku.

“Ckckck…. Mulai lagi nich si Mika.”

“Apaan sich!?” sekarang mukaku pasti sudah memerah. “Tapi si Yuya itu keren kan? Walaupun luarnya kayak gitu tapi dalamnya pasti baik.” Jelasku pada Yumi

“Emang sudah ada buktinya?” Tanya Yumi dengan nada ‘agak’ menantang.

“Ya belum sich. Tapikan kebanyakan orang kayak gitu pasti baik, kayak di komik-komik gitu.” Yumi pasti jengah dengan sikapku ini. Karena aku yang cewek baik-baik (katanya) bisa suka dengan cowok garang seperti itu. Biarin. Namanya juga suka, mau gimana lagi coba?

Ding Dong…..

Bel masuk pun berbunyi. Kami yang dari tadi makan di tamanpun segera bergegas menuju ke kelas. karena sekarang jamnya Chiaki sensei bisa gawat nanti kalau kami terlambat masuk ke kelas. Kami harus cepat-cepat ke kelas sebelum Chiaki sensei yang terlebih dahulu masuk.

“Yumi, ayo cepat! Keburu Chiaki sensei yang masuk duluan. Nanti kita bisa disuruh bersih-bersih WC sekolah.” Kataku pada Yumi sambil menghabiskan ice cream yang tadi mau aku makan tapi bel sudah mengejarku.

“Mina, kamu duluan aja! Aku lupa belum bayar nich makanan. Nanti kalau Chiaki sensei sudah masuk bilangin aja aku di toilet sakit perut. Dah, sana cepetan!” pintanya sambil lari menuju kantin.

“Uun.” Akupun berlari menuju kelasku lewat jalan pintas. Berharap Chiaki sensei belum datang. Namun,,,,

‘GUBRAAK’ tak sengaja aku menubruk seseorang karena aku berlari tanpa memerhatikan sekitar. Maklum mataku cukup sipit untuk memerhatikan sekitar.

“Auw…. Ittai.” Keluhku sambil memegangi kepalaku yang sakit. Dan setelah aju sadar. ‘DEG’ apa-apaan posisi ini!? Kuberanikan diriku untuk melihat siapa orang yang aku tindih ini….

“TAKAKI YUYA!!!” teriakku. Mukaku pasti sudah merah padam. Apa-apaan aku ini!? Gerutuku dalam hati.

“Diam cempreng!!! Cepat singkirkan tubuhmu itu dari tubuhku!” bentaknya padaku. Segera aku singkirkan tubuhku.

“Gomen, ne Takaki-kun…. Hontouni gomen!” kataku sambil membungkukkan tubuhku. Dan kembali ke posisi berdiri. Dan saat itu pula aku melihat Ice Creamku menempel di seragamnya.

“Huuah…. Gomen, ne. Gomen!” pintaku lagi sambil berusaha menghilangkan noda ice cream itu yang pastinya sia-sia. “Yaah. Kok tambah kotor!?”

“Sudah cukup! Kau ini!!!” dia memasang muka marah. “Sekarang, lepas seragammu!”

“Haah… Nani???? Apa-apaan kau ini!?” apa sich yang dia pikirkan. Ero banget otaknya.

“Buka sendiri atau aku yang buka!” paksanya dengan wajah sangar yang membuatku ngeri juga melihatnya.

“Haah?? Buat apaan???” tanyaku dengan nada kesal sambil melipat kedua tanganku melindungi tubuhku dari serangan yang mungkin akan ia lakukan.

“Emangnya aku bisa masuk kelas dengan seragm kotor seperti ini, cerewet!?” katanya lagi yang sekarang sudah memojokkanku antara tembok dan tubuhnya.

“Emang muat? Baka!”

“Kita nggak akan tau sebelum kita mencobanya.” Dia pasti merasa sudah menang. Tapi maaf. Aku nggak akan mudah kalah begitu saja.

“NEVER…. nggak akan ! titik!” bentakku.

“Okey okey…. Kalau gitu, lakukan apapun untuk mengganti rugi ini!” katanya sambil menunjuk noda coklat bekas Ice Creamku.

“Okey. Sepakat! Apapun boleh kau lakukan kecuali memaksaku untuk melepas seragamku.”

“Apapun?!”

“Ya. Apapun!” bentakku.

“Diam dan jangan bergerak.” Perintahnya. Aku sich nurut-nurut aja. Toh dia nggak bakal membuka paksa seragamku.

‘CUP’

“Eeee….” Aku tak dapat bergutik apapun.

“Ada sisa Ice Cream di bibirmu.” Katanya sambil manatap mataku dan memasang senyum puas yang mengerikan. Lalu meninggalku yang tak dapat berkutat apapun dan masih kaget serta tak percaya dengan kejadian yang baru saja kualami.

“Ciuman pertamaku…. Dengan orang seperti itu!!??” gumamku lirih. Menggerutu sendiri karena orang yang selama ini aku anggap baik ternyata benar-benar ERO.
Kembali sadar, aku hapus bekas ciuman itu dengan tanganku dan segera menuju ke kelas.

“Chiaki sensei!!” baru ingat kalau sekarang jamnya Chiaki sensei. Segera saja aku berlari. Dan sampailah di depan pintu kelas. Segera saja aku masuk. Memelankan langkahku berharap Chiaki sensei tidak menyadariku, karena sekarang dia sedang membaca Koran ditempat duduknya. Namun, situasi berkehendak lain.

“Kitano-san!! Dari mana saja kamu?”

“Tadi jatuh sensei, terus ke UKS. Jadi ya lam…” belum selesai ngomong Chiaki sensei sudah memutuskan seenaknya.

“Alasan saja kau ini. Keluar!!! Dan bersihkan WC sekolah sampai bersih!” perintahnya sambil menekuk tangannya di pinggang.

‘lengkap sudah penderitaanku pagi ini. Belum siang padahal.’ Gumamku pada diriku sendiri.


Yuya’s POV

“Hhmpp…. Lucu juga tuh anak. Tapi cerewetnya minta ampun dah.” Gumamku sambil berjalan setelah kutinggalkan cewek itu. ‘ngomong-ngomng namanya siapa ya? Manis juga tuh anak. Kawaii.’ Pikirku. Kenapa aku palah mikirin cewek cerewet itu sich. Otakku pasti lagi error.
Kuiahat jam pada keitaiku, “Jam 10.00,,, sudah kelewat banyak waktu nich.”. ini semua gara-gara cewek cerewet itu. Masukpun percuma, bakalan disuruh keluar. Mending bolos aja ah….
Aku balikkan tubuhku dan berjalan ke WC sekolah. Cuma mau mencuci muka dan membersihkan bekas Ice Cream ini.

‘Tok Tok Tok’ ada yang mengetuk pintu WC yang kumasuki.

“Sumimasen…. Ada orang di dalam??” tanya seseorang yang terdengar seperti suara cewek bagiku. Kok cewek? Cewek kok bisa berada di WC cowok? Mau nggapain tuh anak?

‘Cklaks’

“Yatta!! Eeh YABAI yabai yabai….. Kyaaaa!!! Gomen, gomen…. Aku nggak liat kok. Bener nggak liat.” Kata cewek itu sambil membungkukkan badannya dan langsung keluar.

‘Cewek itu lagi. Dasar cewek cerewet.’ Gumamku lirih lalu keluar dari WC. Kuliat dia sedang berdiri diluar WC. Sambil membawa alat pel dan ember. Mukanya juga memerah. Kawaii sekali…

“Hei Nona cerewet!! Sedang apa kau dengan peralatan seperti itu?”

“Apa kau bilang!? Nona cerewet!? Hei Tuan ‘Garang’ emang apa urusanmu?” katanya sambil kembali masuk ke dalam WC tersebut. Kuamati langkahnya dan kuikuti sampai dibibir pintu WC. Pasti hukuman dari Chiaki sensei. Dasar, tuh sensei ngasih hukuman itu-itu terus…

“Hhmmpp…” tanpa sadar aku tertawa kecil saat memerhatikannya. Lucu sekali.

“Apa kau liha-lihat!? Pergi sana! Nggak usah ganggu kalau nggak ada niatnmembantu!” katanya galak.

“Kau mau kubantu?” sambil tersenyum licik kudekati cewek cerewet itu.


Minami’s POV

‘Haah….. aku bicara apa tadi!? Nggak ada niat membantu!?
‘Deg deg deg…’ jantungku berdebar tak karuan.
‘apa yang akan ia lakukan lagi padaku?’ perasaanku mulai tak enak. Kugeser sedikit tubuhku ke belakang menghindari sosoknya yang sekarang sudah berada 1 meter di depanku. Tanpa kusadari aku sudah memepet tembok. Dan diapun sekarang sudah berada tepat di depanku. Memojokkanku.

‘BRAK!!!’ dia sedikit memukul tembok tepat disamping wajahku. Dan wajahnya sekarang berada dekat sekali dengan wajahku. Sesekali aku memejamkan mataku. Takut. Jantungku juga berdetak tak normal. Dan aku juga dapat merasakan helaan nafasnya dengan jelas. Kurasakan helaan nafasnya sekarang ada di disamping telingaku.

“Hei nona cerewet….” Katanya membuatku merasa geli. Mukaku pasti merah.
“Kau menyukaiku ya?” kata-kata itu meluncur dengan tepat. Membuatku hanya bisa diam diam dan mematung. Mukaku yang sudah merah pasti tambah memerah. Mukaku panas. Aku tak dapat mengelak kata-katanya. Dari lubuk hatiku, aku memang menyukainya. Tapi kenyataannya, sifat Yuya yang ERO itu yang membuatku tak dapat mengiyakan begitu saja.

“Tid… tidak kok. Kau itu apa-apaan sich??” kupalingkan wajahku. Tak ingin menatap matanya. Aku tak ingin dia mengetahui yang sebenarnya. Tapi mungkin aku salah, dengan memalingkan muka seperti ini palah menandakan bahwa aku memang menyukainya. Tapi jika aku menantang tatapan tajam matanya, mungkin dia akan mengetahui apa yang sebenarnya aku rasakan. Semuanya serba salah sekarang.

“Kalau tidak kenapa kau memalingkan mukamu?” katanya sambil tersenyum penuh kemenangan. Sial licik sekali Yuya!
‘Uuggh…. Apa yang akan kau lakukan Minami??’ tanyaku pada diriku sendiri. Akhirnya kucoba tuk menatap mata tajamnya itu. Cuma beberapa detik. Dan akupun tak kuat.

“Okey…. Aku memang menyukaimu. Puas sekarang!?”kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Mukaku mendidih. Merah dan panas. Kulihat wajahnya sedikit memerah saat aku katakana hal itu. Berbeda sekali dengan biasanya. Apakah ini sosok lain dari dirinya.

******


Minami’s POV

Semalaman aku kepikiran tentang kejadian kemarin. Itu sich bisa dibilang pengungkapan cinta. Kau bodoh Minami. Baka! Apa yang harus kulakukan jika aku bertemu dengannya?

Sampai saat ini masih lancar. Syukurlah…. Walaupun kelas kami hanya dipisahkan oleh satu kelas namun dari tadi pagi belum kulihat batang hidungnya.

Ding Dong…..
Bel istirahatpun berbunyi.

“Yumi ke kantin yuk!” ajakku pada Yumi. Sudah menjadi kebiasaan kami, jika bel istirahat berbunyi kami pasti langsung pergi ke kantin membeli Ice Cream. Lebih tepatnya berebut Ice Cream. Hehe

“Uun,, ayo!”

“Waah ramai sekali… Butuh perjuangan nich.” Kataku.

“Ya udah. Kamu pergi beli Ice Cream aja dulu. Aku akan pesan makanan dulu. Udah sana!! Keburu habis lho…. Ganbatte,ne!” katanya padaku.

“Unn”

“Waah…. Sesak sekali di sini. Pamaan!!!! Ice Creamnya masih ada???” tanyaku sambil sedikit berteriak pada paman penjual.

“Ooh… Kitano-san. Chotto matte… nah, ini. Kau beruntung sekali. Tinggal satu ini. Dan ini juga rasa kesukaanmu kan??” kata paman sambil menyerahkan Ice Cream itu kepadaku dan aku hanya dapat tersenyum senang.

“Akh…………” belum juga aku sempat mengambil Ice Creamku, sudah ada tangan yang seenaknya merebut Ice Creamku.
“Hei!!! Itu kan punyaku!” kataku padanya. Dan saat kubalikan badanku.

“Aaaahh…. Hei!” hanya kata itu yang dapat ku ucapkan. “Takaki-kun,,, itu untukmu aja, okey. Jaa….” Kataku padanya dan langsung saja kutinggalkan dia. Aku tidak mau terlalu lama nerhadapan dengannya setelah kejadian itu.



Yuya’s POV

“Eeeh… Kitano-san!! Panggil paman itu kepada cewek cerewet itu.
“ Tumben sekali dia dengan mudahnya menyerahkan Ice Cream kesukaannya pada orang lain!?” kudengar paman bicar seperti itu.

“Eeehh…. Paman ini Ice Cream kesukaannya?” Tanyaku.

“Iya. Dan tumben sekali dia…..” sebelum paman itu menyelesaikan apa yang akan ia ocehkan, segera saja ku bayar Ice Cream ini dan pergi dari kantin paman.

‘Aah itu dia!’ gumamku. Segera saja aku hampiri sosoknya yang sekarang sedang duduk bersama temannya di katin pertama.
“Nich….!! Ah bukan……….ini ice cream mu kan? ah…. Nggak banget deh!” uh aku jadi pusing sendiri dengan diriku sendiri. Mau kasih ice creamnya saja ngapain aku menghafal dialog???. Aku mengusap tepatnya mengacak-ngacak rambutku sendiri.


Minami’s POV

“Mina-chan… gimana? Sukses?” Tanya Yumi padaku yang sudah tak bertenaga ini. Sudah susah pesanya, eeh padahal sudah hamper saja aku dapatkan palah direbut orang. Takaki Yuya segala. Bagaimana bisa aku rebut kembali bila setiap kali bertemu dengannya perasaanku jadi tak tenang.

“Nggak…..” balasku dengan memasang muka lesu.

“Ya udah makan aja yuk! Aku sudah pesan ini untuk kita berdua.” Kata Yumi sambil mengisyaratkan duduk di depannya.

“UUn…” aku pun mengiyakan. Dan tiba-tiba saja….

“Nich….! Seseorang menyodorkan Ice Cream kepadaku.

“Eeee… takaki-ku….” aku kaget akan kedatangannya. Dia hanya kesini untuk menyerahkan Ice Cream yang ia rebut tadi? Tapi kenapa?
“Aaa… Ari… gatou.” Belum sepat aku mengucapkan rasa berterimakasihku, tapi dia sudah menghilang begitu saja.

“Eeee… mina-chan!!!! Nani??? Kau dan si Takaki!?” Tanya Yumi yang juga kaget saat melihat Takaki tadi menyerahkan Ice Cream kepadaku tadi.

“Ah, itu panjang ceritanya…” jawabku singkat.

******

“Haah…. Nani??” kulihat Yumi memasang wajah yang sangat aku tidak suka. Melotot padaku seakan-akan mengejek mukaku yang standar ini.
“Itu sich namanya Takaki suka kamu.” Tambah Yumi.

“Masa’?? “ tanyaku tak percaya padanya.

“Kamu nggak percaya? Ockey, akan kubuktikan. Ayo ikut aku!” ajaknya padaku. Dan aku hanya menurut saja. Aku nggak tahu mau dibawa kemana sekarang.

“Yumi…. Kita mau kemana sich??” Tanyaku penasaran.

“Mencari Takaki Yuya.”

“Haaah….”

“Ah itu dia orangnya!” katanya lagi. Dan kulihat Takaki Yuya sedang duduk di taman dan sedang membaca buku. Komik lebih tepatnya.

“Matte matte matte….. apa yang mau kau lalukan?” tanyaku lirih pada Yumi.

“Sssttt… diam aja. Akan kubuktikan jika Takaki juga suka kamu.” Dan kami pun juga duduk disalah satu kursi kosong yang ada di dekat Takaki-kun.

“Eeeh… Mina-chan! Gimana? Kau menerimanya nggak?” Tanya Yumi nggak jelas. Aku hanya bisa menautkan kedua alisku tanda bahwa aku benar-benar nggak paham apa yang Yumi bicarakan.
“Kemarin kan kamu dapat surat cinta dari Yabu Kota, anak kelas sebelah. Terima saja. Lagian jarang-jarang kan seorang Kitano Minami dengan wajah standard an nggak cantik-cantik di tembak cowok sekeren Yabu Kota. Lagian kamu kan single.” Kata Yumi panjang lebar.

“Sssttt….. Jangan keras-keras.” Kataku pada Yumi. Kulirik Takaki mulai merespon.

“Sekarang pikirkan baik-baik. Yabu tu ya, sudah keren, baik hati, pintar lagi. Kamu sangat beruntung kalau punya cowok seperti itu.” Tambah Yumi.

“Aaaahh…..” Aku nggak tahu mau bilang apa. Kulirik Takaki lagi. Dan sekarang dia memberi sedikit reaksi.

“Bagaimana? Akan kuberitahu dia kalau kamu akan menerimanya.” Kata Yumi sambil menggerakkan jemarinya pada keitainya.

‘Deg’ nich anak serius?

“BRAAK…’ aku dan Yumi sama-sama saling pandang memastikan kejadian yang baru saja terjadi secepat kilat.

“Yabaiiii…. Keitaiku!!!!! Takaki BAKA!” teriak Yumi. Yumi lantas menghampiri keitainya yang berjarak 2 meter karena lemparan paksa Takaki.

“Tidak ada yang boleh memiliki Kitano! Kitano itu milikku!” sekarang mukaku bertambah merah oleh ucapannya yang saat ini sukses membuat seluruh mata di taman melirik pada kami bertiga.

1….2…3….
“Haaaahh….!!!!” Sudah kuduga. Itulah yang keluar dari semua pemilik mulut yang ada di taman yang menambah mukaku seperti kepiting rebus. Kalian bisa bayangkan 'kan apa yang akan terjadi setelah ini?

終わり

Tidak ada komentar:

Posting Komentar